Dari sudut ruang ….
Tatap nanarku hanya putih
Tiba sesosok bayang yang serba putih
Beriring rentak langkah si manis yang juga putih
Sosok itu berucap sendu
bahwa aq juga terlihat putih
dari ujung batas sujudku,
smua indra dan wujud diriku
Si manis pun berujar, pucat itu
adalah selimut ragaku
dia sibuk menorehkan tinta hitamnya
di lembaran yang juga putih
Sekilas pikir sesatku,
apakah ia tuliskan tanggal kematianku
ataukah dia torehkan puisi selamat tinggal bagiku
mungkinkah dia hanya sekedar
melatih jemari lentiknya saja ?
Setelah semua putih itu pergi
berkelebat lagi putih yang lain
layar laptopku pun memutih
menggodaku tuk trus berusaha
menghitamkannya lewat
sesaknya nafasku, jeritku yg tercekik,
aksaraku yang tercincang ,
dan sisa-sisa tangisku yang telah mengkristal
Belum juga usai,
GSM dan flexiku pun ikut memutih
apakah itu bukti setianya pada sang gadis
biar kami sehati dalam satu warna
senada dalam satu nyanyian
satu nadi dalam benaman jarum infus
Pekik tertahanku dalam ruang ini
menggema, membahana ….. meninggalkan eho
di lorong panjang rumah sakit
Tanpa kusadari,
Semua message yang ku kirim berlabuh tidak
pada dermaga yang ku tuju
smua kandas, trbenam di ujung kelopak mataku
yang baru terjaga dari suatu tidur panjang
masih di sudut ruang putih
Sadarkanku,
Ya ALLAH, maafkan aq sbelum
Kau hentikan akhir nyataku ini !
0 komentar:
Posting Komentar