Merintih
di antara semak-semak duri, luka kita buka berkali-kali
Berbisik
di antara seribu bahasa, tak pernah mengerti jua
Butuh
apa?
Di bukit itu, sejauh mata memandang ialah kemegahan bintang dan bulan
- gelap bukan halang rintang menghadang -
Sudah kusiapkan, kasih, jeritan
beribu kata dan sumpah serapah untuk membuang segala gelisah
cari cerah
supaya kau tahu
Tapi mengapa jua bisu?
Menggelepar, sungai berdarah-darah kena luka rinduan hati
Terlalu mudah kau terima cintaku, aku mati beku
Jumat, 29 Mei 2009
Cinta Hayalan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar