Karena sinta bukan engkau
meski sepasukan raksasa telah menjemput
dan penjarakan engkau di seberang pulau
Engkau hilang tapi mestikah aku menjadi pecundang
di pinggir pantai. mendengar jeritmu dari bisik angin malam
bahwa engkau berlari dari kejaran hasrat rahwana
dan kembali hening bila pagi muntahkan panah langit
merajam kepala mereka. dia tertidur sebentar.
Oh anoman gerakkan rinduku padanya yang duduk
kesepian di halaman istana. oh dia tak lagi berkaca
biarkan tergores kuku tajam raksasa yang nyasar
Sekejab kera-kera berdatangan
bagai petir sambar ketenangan,
berlompat-lompat menimpuk sepi taman
Rahwana murka, rahwana terbakar,
taman-taman hancur, istana terendam batu
beribu raksasa buta mata tersambit
mereka merangkak, sembunyi pada rimbunan
menjadi ular yang menyesali kekalahan
lalu rahwana melingkari engkau, belitkan amarah
menelan kesucian yang terjaga di mahkota,
engkau lelehkan darah. engkau terdiam
saat tahu tak bermahkota lagi.tapi bangau-bangau
mematuk muka rahwana dan bersarang di kepalanya
Jika sinta bukanlah engkau
kesucian sinta bukan kesucianmu
barangkali serupa bakau di tepi laut
menyimpan rahasia sinta sepanjang
bibir laut meski suaraku kicaukan sakitmu
tertancap taring rahwana yang tak mau mati
Bekasi 080308
Senin, 01 Juni 2009
Karena cinta Bukanlah Engkau
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar